
Berbicara tentang rumah adat,di Indonesia memiliki banyak sekali rumah adat yang dimiliki oleh setiap daerah,salah satunya rumah adat yang berasal dari Minang ini.
Rumah Gadang atau rumah Godang adalah nama untuk rumah adat tradisional Minangkabau yang banyak dijumpai di provinsi Sumatera Barat. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama rumah Bagonjong atau Rumah Baanjuang.
Bentuk rumah Gadang sendiri dapat diibaratkan seperti bentuk kapal. Kecil di bawah dan besar di atas. Bentuk atapnya mempunyai lengkung ke atas, kurang lebih setengah lingkaran, dan berasal dari daun Rumbio (nipah). Bentuknya menyerupai tanduk kerbau dengan jumlah lengkung empat atau enam, dengan satu lengkungan ke arah depan rumah.
Rumah Gadang, selain sebagai tempat tinggal, juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk musyawarah keluarga, upacara-upacara, serta menjadi kebanggaan sendiri sebagai rumah adat Minangkabau.
Asal Usul Rumah Adat Gadang Minangkabau
Seperti warisan budaya lainnya, Rumah Gadang pun memiliki legenda dan maknanya tersendiri. Bagian paling mencolok dari rumah gadang adalah atapnya yang berbentuk tanduk runcing. Kabarnya sih, bentuk tanduk kerbau tersebut merupakan simbol kemenangan adu kerbau raja Minangkabau melawan kerbau raja di Jawa. Sejak saat itu, tanduk kerbau menjadi penanda kejayaan Minangkabau.
Selain cerita tersebut, versi lain menyebutkan kalau atap berbentuk tanduk di Rumah Gadang terinspirasi dari bentuk kapal “Lancang” yang melintasi Sungai Kampar. Saat tiba di muara sungai, kapal diangkat ke daratan dan diberikan atap dengan menggunakan tiang layar yang diikat dengan tali. Namun karena bebannya berat, maka tiang pun menjadi miring dan melengkung yang serupa dengan gojong (bagian lancip di atap Rumah Gadang). Nah, akhirnya, kapal pun berubah fungsi menjadi Rumah Gadang yang kini menjadi kediaman bagi orang-orang Minang.
Keunikan Rumah Adat Minangkabau
Ada banyak keunikan-keunikan yang menjadi kekhasan rumah adat Minangkabau, yakni:
1. Bentuk Atap Yang Unik
Dalam benak anda, pasti yang terbayang pertama kali melihat Rumah Gadang adalah atapnya bukan?. Atap ini sering disebut dengan atap gonjong atau atap berbentuk seperti tanduk kerbau. Ciri khas atap gonjong pasti dimiliki oleh rumah khas Minangkabau manapun.
Pada zaman dahulu, atap Rumah Gadang ini disusun dari bahan ijuk yang dapat bertahan selama berpuluh-puluh tahun. Namun akhir-akhir ini, atap ini disusun dari bahan berupa seng.
2. Pilar Rumah Gadang Dan Lanjar
Pilar-pilar pada Rumah Gadang disusun dalam lima baris yang berjejeran di sepanjang rumah. Baris-baris ini merancang bagian pada interior menjadi empat ruang yang panjang, atau disebut lanjar. Pada lanjar bagian belakang dikhususkan sebagai kamar tidur.
Sedangkan lanjar lain dapat digunakan sebagai area umum atau disebut juga dengan labuah gajah, yang digunakan untuk upacara-upacara tertentu.
3. Bentuk Interior Rumah
Rumah Gadang ini didesain dengan bentuk empat persegi panjang yang kemudian dibagi menjadi dua bagian, yakni muka dan belakang. Sisi depan Rumah Gadang dibuat dari bahan berupa papan.
Sementara pada bagian belakang dibuat dari bahan bambu. Papan pada bagian dinding ditempatkan secara vertikal dan selanjutnya diberikan ukiran hingga seluruh papan dihiasi dengan motif-motif ukiran yang indah.
4. Motif Ukiran Rumah Gadang
Motif ukiran pada Rumah Gadang merupakan simbol yang merepresentasikan alam. Pada umumnya, ukiran yang dibuat pada Rumah Gadang adalah hiasan yang berbentuk persegi atau garis melingkar.
Biasanya motif alam tersebut adalah tumbuhan yang merambat atau akar yang berdaun. Motif ukiran lain yang dapat ditemui adalah motif geometri segiempat, segitiga, dan jajargenjang.
5. Rangkiang
Sebutan Rangkiang memiliki arti lumbung padi dengan jenis-jenis Rangkiang yang berbeda. Rangkiang ditinjau Lauik berisikan beras sebagai bahan untuk upacara adat. Rangkiang Sitangka Lapa berisikan beras sebagai sumbangan untuk dikirim ke desa yang miskin atau kelaparan. Serta Rangkiang Sibayau-bayau berisikan beras sebagai kebutuhan sehari-hari untuk keluarga.
6. Istana Pagaruyuang
Istana pagaruyuang merupakan sebutan bagi kokohnya pondasi Rumah Adat Minangkabau ini. Jauh-jauh di masa lalu, nenek moyang Minangkabau telah memikirkan dan merancang kontruksi untuk menahan berbagai macam gempa bumi. Hal ini dibuktikan dari tetap tangguhnya bangunan Rumah Gadang setelah diserang gempa berkekuatan 8 Skala Richter.
7. Bagian Dalam Rumah Gadang
Konsep Rumah Gadang tidak memfungsikan paku untuk mengikat bangunan, tetapi berupa pasak untuk menyambungkan bagian satu dengan yang lainnya. Sehingga bangunan tersebut memiliki sifat yang lebih lentur.
Selain itu, pada tiang bangunan bagian bawah diberi alas batu sandi dan tidak menyentuh tanah. Hal ini digunakan sebagai peredam getaran dari tanah ketika terjadi gempa sehingga tidak berdampak pada bangunan di atasnya.
selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙂
#KuCindonesia